Namanya christi, saat ini dia duduk di kelas 3 sma. Dia termasuk siswa
yang mudah bergaul. Christi mempunyai sahabat
yang bernama Valen dan Vita. Mereka adalah sosok sahabat yang baik untuk Christi,
perhatian, pengertian, dan disaat Christi bersedih mereka yang selalu menghiburnya. Hari-hari di
sekolah mereka lalui bersama, walau saat kenaikan kelas mereka berpencar tetapi
itu tidak mengubah kekompakan mereka. Terlebih ketika ada hari libur sekolah,
mereka bergantian bermain ke rumah mereka satu persatu. Walau mereka bertiga
sangat sering menghabiskan waktu bersama, tetapi mereka jg berteman dengan yang
lainnya sehingga hampir semua angkatan Christi mengenal mereka. Christi, Valen
dan Vita sangat suka menari. Mereka mempunyai tim tari yang sering tampil di berbagai
acara sekolah. Christi, Valen dan Vita juga mempunyai banyak teman laki-laki
diantaranya bernama Vino dan Bagas. Vino dan Bagas juga sudah berteman sejak
lama, mereka mengikuti ekstrakulikuler basket dan mereka unggul dalam
ekstrakulikuler tersebut sehingga membuat
Bagas dan Vino juga termasuk orang yang dikenal di angkatan mereka. Seiring
berjalannya waktu ternyata Christi, Valen, Vita, Bagas dan Vino saling
memperhatikan satu sama lain bagai seorang sahabat. Bagas dan Christi sempat
mempunyai perasaan saling suka tetapi karena keyakinan mereka yang berbeda
mereka memutuskan untuk hanya menjadi teman saja. Tetapi itu tidak membuat
mereka menjauh satu sama lain. Suatu ketika Vita memendam perasaan kepada Vino.
“Christi, Valen” panggil seseorang itu dari arah belakang. Dan itu Vita.
“Iya vit? ada apa?’’ tanya Christi dan Valen.
“Pulang sekolah ikut gue ya, gue mau ngajak kalian ke suatu tempat.”
“Oke baiklah.”
Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Christi, Valen dan Vita langsung
menghampiri satu sama lain dan langsung bergegas. Mereka pergi ke suatu tempat
makan. Disana Vita berniat untuk menceritakan pada Christi dan Valen tentang
perasaannnya pada Vino.
“Guys, gue mau cerita sesuatu
nih. gue suka sama seseorang.” Ujar Vita dengan muka malu-malu. Dan dengan
serentak Chisti dan Valen sedikit berteriak “Siapaaa??”. “Wih biasa aja dong
kalian, bisa kompakan gitu. Hmmm pasti kalian tau deh orangnya, dia dekat kok
sama kita.” Christi dan Valen pun mulai menebak-nebak siapa orang yang dimaksud
Vita. Sampai pada jawaban terakhir mereka dan mereka pun kembali dengan kompak
berkata “VINOOOO.” Vita pun mengangguk
sambil tersenyum malu. “Huuu pantes setiap ada Vino lo lincah banget” sahut Christi
disambut tawa-tawa kecil Vita dan Valen.
Karena
terlalu asik bercerita tak terasa hari semakin larut dan mereka memutuskan
untuk kembali ke rumah karena esok harinya mereka harus kembali bersekolah.
Keesokan harinya di sekolah.
“Ehem yang lagi jatuh cinta emang
beda ya, pantes sekarang jadi rajin masuk sekolah bagus deh sering-sering aja
jatuh cinta vit biar rajin terus” ledek Christi. “Aaaa christi mah bisa aja
tapi emang iyasih hahaha gaktau kenapa gue jadi semangat gitu kalo hari
sekolah” jawab Vita.
Vita pun berencana sepulang
sekolah nanti ingin mengajak Christi dan Valen berkunjung ke rumahnya. “Chris,
Len nanti pulang sekolah main ke rumah gue yuk yayaya” mohon Vita. Christi dan
Valen pun mengiyakan tawaran Vita berhubung mereka tidak ada jadwal latihan.
Ketika bel berbunyi mereka
bertiga bergegas pulang ke rumah Vita. Dan setibanya di rumah Vita. “Vit kita
ngapain nih hari ini? Dengerin curhatan lo lagi? Hahaha” ujar Valen. Vita pun
berfikir suatu rencana, dan kemudian mengagetkan Christi juga Valen “Ahaaaaaa!
Aku punya ide. Iseng-iseng telfon Vino yuk guys pengen denger suaranya niih”.
“Aduh vit jatuh cinta sih jatuh cinta tapi gak kaya gitu juga” sahut Christi
sambil menggeleng-geleng. “Yah christi mah ayodong gapapa kan sekali-kali
iseng, toh gak ada niat jahat kan. Ayolah maklumi temanmu yang sedang kasmaran
ini” ujar Vita dengan wajah yang memelas. Christi dan Valen pun akhirnya
terbujuk dengan rayuan Vita. Mereka pun mulai berjalan ke arah telfon rumah Vita
dan mulai menekann nomor Vino.
Tut.. tut.. tut.. Vita pun sangat
merasa deg-degan saat bunyi suara telfon menyatakan bahwa telfon itu berhasil.
“Haloo..” sahut Vino dari telfon. Vita pun langsung meloadspeaker telfon
tersebut. Mereka bertiga pun saling berlihat-lihatan dan tampak aura wajah Vita
sangat senang sekali hanya dengan mendengar suara Vino. “Haloo dengan siapa
ya?” sahut Vino kembali dari telfon. Vita pun segera mematikan telfon tersebut
dan disambut dengan tawa mereka bertiga. “Hahaha parah lo vit” ujar Christi dan
Valen. “Aaaa guys denger suaranya aja gue udah salting loh”. “Wooo lebay deh mulai”
jawab Valen.
Dan
kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan satu dua kali oleh Vita tetapi sangat
sering, bukan hanya di hari itu, esok-esok harinya pun Vita melakukan hal yang
sama. Sampai pada suatu ketika saat di sekolah...
Sore hari ini adalah jadwal tim
tari dan tim basket latihan. Christi, Valen, Vita, Bagas dan Vino seperti biasa
berkumpul bersama sambil menunggu waktu latihan. Untuk mengisi kekosongan Bagas
pun mulai menggoda Christi, “Christi udah sore masih cantik aja sih”. Yang lain
pun langsung tertawa mendengar gombalan Bagas. “Hahaha makasih loh gas, emang
mau dibeliin apa hari ini? Pasti gak gratis kan tuh pujiannya?” jawab Christi. “Yailah
chris negative thinking bgt sih kamu, tapi es teh manis seger juga nih siang
bolong gini haha” kembali disambut tawa yang lain. Bagas dan Christi memang
tidak sedikit pun merasa canggung atas perasaan mereka yang dulu, mereka malah
semakin akrab dengan lelucon-lelucon mereka. Keadaan pun seketika menjadi ramai
dengan pancingan humor bagas, tapi hanya Vino yang terdiam tidak terpancing.
“Vin lo kenapa deh?” tanya Bagas. “Eh sorry sorry gue agak bengong tadi, oh iya
aneh deh masa belakangan ini gue kayak dapet telfon misterius gitu” jawab Vino.
Seketika Vita, Christi dan Valen pun terdiam seperti merasa jadi tersangka
apalagi Vita, dia langsung terlihat
berbeda. “Ah masa Vin? Orang iseng kali tuh vin yang suka ngasal-ngasal mencet
nomor gitu” kata Christi mencairkan suasana. “Mungkin juga sih tapi ini gak
sekali dua kali loh chris, berkali-kali coba kan agak was-was juga gue jadinya”
jawab Vino. “Hmm gini-gini vin coba liat dulu ke depannya, kalo udah gak ada
berati emang cuma orang iseng, tapi kalo masih suka ada baru ditindaklanjuti
hehe sok bijak yah gue” sahut Christi kembali. “Nah iya setuju deh sama kaka
Christi” kembali Bagas mulai menggoda. “Udah yuk guys, udah waktunya latihan
nih” kata Valen dan mereka semua segera bergegas ke tempat latihan.
Sekolah
mereka ternyata akan mengadakan suatu event yaitu perpisahan untuk murid kelas
3 dan tim tari Christi ditugaskan untuk mengisi acara. Kali ini Christi
mempunyai konsep tari yang sedikit berbeda, ia berencana untuk meminta bantuan
dari Bagas dan Vino untuk bergabung dengan tim tarinya. Christi ingin
memasukkan freestyle basket di tengah-tengah tari dan berhubung mereka juga
ahli dalam breakdance Christi tertarik untuk memasukkannya juga. Bagas dan Vino
pun menyetujui konsep Christi tersebut dan maka dari itu mereka jadi lebih
sering kumpul bersama. Setiap usai latihan mereka suka makan bersama atau sekedar
jalan-jalan bersama dan Bagas juga Vino sering mengantar Christi, Valen dan
Vita pulang. Perasaan Vita pun semakin lama semakin menjadi karena kebersamaan
mereka tapi Vita tidak berani untuk mengungkapkannya karena dia ragu Vino akan
mempunyai perasaan yang sama juga.
“Christi, Valen kalian bareng gue
aja yuk. Gue lagi bawa mobil kok, kasian tuh si Bagas bolak balik. Nah Vita
sama Bagas kan kalian searah tuh” ajak Vino. “Wih tumben lo vin kasian sama gue,
yauda jagain princess Christi gue baik-baik yaa hahaha” sahut Bagas. “Iya
tenang gas wanita-wanita ini aman kalo sama gue, gak pake gue gombalin kok
kayak lo” sindir Vino. Semua tertawa mendengar sindiran Vino terkecuali Vita
yang sedikit murung karena dia tidak bisa bersama Vino. Di mobil Vino mereka
asik mendengar lagu yang akan mereka bawakan untuk event sekolah nanti sambil
sekedar mengingat-ingat gerakan mereka. Sedangkan di mobil Bagas Vita murung tidak seperti biasanya.
“Kenapa lo vit? Bengong aja, takut gue gomabalin? Engga kok tenang aja, paling
dikit-dikit aja nanti” Bagas mulai memecah suasana. “Hahaha emang ya lo gas
gatel banget kayanya tuh mulut kalo gak godain cewek”. “Iyalah masa cowok yang
gue godain, kan gue normal vit”. Suasana pun mulai normal kembali. “Gas, nanya
dong vino tuh suka sama cewek kayak
gimana sih? Apa dia lagi ngincer cewek di sekolah? Kalo iya siapa gas? Yang
pasti dia suka cewek kan?” tanya vita dengan gesa-gesa. “Wes wes wes santai vit
kalo ngomong tuh pake tanda baca apa, pusing gue dengernya”. “Eh iya sorry gas gini
nih kalo menggebu-gebu emang”. “Jadi ceritanya Vita suka sama sahabat gue Vino
nih, oooh pantes daritadi tuh murung gara-gara gak balik bareng vino hahaha”
ledek Bagas. “Ih lo mah gas ngeledek mulu, jawab yang gue tanya tadi dong”.
“Iya iya sabar vit ketawa dulu kali bentar. Hmmm setau gue Vino tuh suka cewek
yang ramah, smart, easy going, ya gitu-gitu lah vit. Tapi kalo untuk sekarang
dia belom cerita lagi sih lagi suka sama siapa. Banyak-banyak doa aja vit,
nanti kalo dia cerita suka sama lo gue kasihtau deh, tapi kalo ceweknya bukan
lo gue ga tega ah kasihtau lo hahaha” ledek vino semakin menjadi.
“Bagaaassss!!” teriak Vita.
Sementara di mobil Vino...
“Chris
ide lo keren banget loh ngegabungin ekskul kita gini, dapet inspirasi
darimana?” tanya Vino. “Hmm gaktau vin muncul gitu aja, kan gue sering ngeliat
lo sama bagas latihan tuh. Terus pas dengerin lagunya kok kayanya pas bgt kalo
dimasukin unsur kalian freestyle apalagi kalian pada jago breakdance juga kan
pas banget lah udah” jawab Christi. “Hoo gitu yayaya keren tuh, eh pas banget
nih nyampe rumah lo chris”. “Iya vin thanks ya udah dianter dengan selamat
sampai rumah, beda banget ya len kalo sama bagas pasti banyak dag dig dug nya”.
“Iya bener tuh chris, berasa lagi naik wahana dufan” sahut Valen. “Yaudah
hati-hati ya kalian, vin hati-hati jangan ngantuk kalo ngantuk mending nepi
dulu jangan maksain” ujar Christi. “Siap laksanakan ibu Christi” jawab Vino.
Setelah Christi turun dari mobil Vino mulai mengecilkan volume lagu seperti
ingin berbicara serius dengan Valen. “Len, gue mau cerita nih. Berhubung lo
yang paling sering bareng gue juga kan jadi kayanya nantinya lebih gampang buat
konsulnya” ujar Vino. “He? Ada kasus apa emang vin sampe harus konsul konsul
gitu? Serius banget nih kayanya” Valen mulai penasaran. “Tapi please len jangan
bilang-bilang dulu yaa, bagas pun belom tau nih soalnya gue masih gak enak kalo
mau cerita sama dia”. Valen pun makin penasaran dengan jidat yang mengkerut.
“Jadi gini len, lo orang pertama nih yang gue kasihtau. Hmm... aduh jadi deg-degan kan gue”. “Vino please
deh, gak liat apa muka gue udah serius banget ini niat dengerin lo”. “Iya iya
nih ya langsung aja deh. Gue suka sama Christi”. Seketika Valen tersedak, tak
menyangka akan ada pembicaraan ini dengan Vino. Sementara Valen tahu betul
bagaimana perasaan Vita untuk Vino. Valen pun bingung bagaimana menaggapi
cerita Vino. “Len, kok jadi lo yang bengong deh” sambar Vino yang melihat
keanehan pada Valen. “Eh iya sorry vin abis gue gak nyangka aja gitu, gak
keliatan sama sekali soalnya kalo lo suka sama christi”. “Iya len gue tuh gitu
emang kalo suka sama cewek, sepinter-pinter gue aja gue umpetin”. “Jago deh
emang lo vin, gak kecium sama sekali loh”. “Haha iyadong emang bagas noh
diumbar-umbar, eh terus gimana tanggepan
lo len? Ya sebenernya gue mikir perasaan bagas juga sih”. “Hmm vin kalo masalah
bagas sih waktu itu dia pernah cerita sama gue kalo dia sekarang sama Christi
pure temen gak lebih, tapi emang dia demen banget godain si Christi katanya.
Dia emang kagum sama Christi, tapi yaudah sebatas itu gak lebih kok. Jadi kalo
untuk masalah bagas kayaknya gausah diambil pusing deh. Dan Christi pun juga
gitu udah gak ada perasaan lebih ke bagas”. Vino pun sedikit mengalami
pencerahan setelah mendengar perkataan Valen tersebut. “Tapi kalo untuk masalah
Christi suka sama siapa gue kurang tau vin, soalnya dia belom cerita lagi. Lo
serius suka sama christi? Kok bisa tiba-tiba gitu sih?” tanya Valen. “Iya len
gaktau kenapa akhir-akhir ini gue sering banget merhatiin dia, abis dia tuh
orangnya smart, easy going, good looking pula. Apalagi kalo liat dia nari,
kayanya lepas banget gitu trus seneng aja gue liatnya. Gue aja sedikit nyesel
kenapa ada perasaannya udah mau tingkat akhir gini”. “Wah dari cerita lo
kayanya lo sukanya gak bercanda nih haha. Yaelah vin perasaan mah gabisa diatur
kali, dia kan dateng dengan sendirinya, gakbisa disesalin lah. Terus sekarang
rencana lo apa? Lo mau berencana nembak dia?” tanya Vita. “Ya engga langsung
seekstrim itulah len, gue bukan tipe yang kaya gitu. Yang penting tuh gue bisa
deket sama dia, bisa terus merhatiin dia, gue gak berharap lebih kok, gue juga
gak ada nyali buat nembak dia” . “Mulia juga vin perasaan lo hahaha, yah gak
kerasa lagi udah nyampe” sahut Valen. “Haha iya len besok-besok ya kalo ada kesempatan
lanjut cerita lagi. Hmm sedikit info-info juga boleh len kalo ada haha” ujar
Vino. “Iya sip vin, yaudah lo hati-hati thanks ya vin”. Sesampainya di rumah
valen mulai resah, dia bingung harus bagaimana. “Aduh gue gakbisa diem aja nih,
gue gak tega lah kalo ngeliat Vita berharap terus tapi Vino ternyata sukanya
sama Christi. Kenapa harus gini deh, sahabat gue semua pula. Engga boleh
pokonya gue harus nunggu waktu yang tepat buat kasihtau Vita” ujar Vita
berbicara sendiri.
Hari terus berlalu, dan keakaraban
mereka semakin menjadi. Ketika sedang berkumpul bersama, Vino dan Valen sering
saling melihat-lihat satu sama lain karena cerita sewaktu di mobil Vino. Begitu
juga dengan Bagas dan Vita. Hari menjelang acara perpisahan semakin dekat,
Valen harus segera menceritakan yang sebenernya pada Vita. Sampai pada suatu
ketika saat Valen dan Vita hanya sedang berdua di sekolah.
“Vit ada yang mau gue omongin
nih. Tapi gue mohon banget setelah gue kasihtau lo, lo gak boleh sedikitpun
berubah yaa” ujar Valen pada Vita dengan wajah yang serius. “Ih ada apaan sih
len, tumben-tumbenan lo serius banget gitu mukanya. Kenapa gue harus berubah
emang? Coba-coba langsung cerita ada apa?” sahut Vita. “Ini ada sangkut pautnya
sama Vino, berhubung gue sering bareng dia pulang dia cerita sama gue”. “Ha?
Serius len? Dia bilang apa vit?” Vita pun langsung dengan antusias mendengarkan
Valen. Dengan terbata-bata Valen pun mengatakan yang sejujurnya, “Vino bilang
dia suka sama Christi. Sorry vit gue gak ada maksud bikin lo sakit hati, gue
cuma gak mau lo terlalu lama berharap sama Vino. Gue mau lo cepet-cepet tau biar
lo bisa move on mumpung perasaan lo juga belom begitu dalem”. Vita pun seketika
lemas bingung harus berkata apa, dia hanya terdiam mendengar pernyataan Valen.
“Vit, jangan nangis dong. Aduh gue jadi ngerasa bersalah nih. Lo ngomong
sesuatu dong jangan diem gitu aja” ujar Valen kembali. Dengan lemas akhirnya
Vita menjawab Valen, “Gue gaktau harus ngomong apa len, lo gak perlu ngerasa
bersalah kok. Ya lo tau lah gimana sekarang perasaan gue, sakit len karena
jujur gue sesuka ini sama cowok ya baru sekarang ini. Dan kenapa orangnya harus
Christi sih len kenapaa?”. Dengan segera Valen memeluk Vita yang menangis. “Vit
dengerin gue, gak semua yang kita mau itu kita dapetin. Lo gak boleh nyalahin
siapa-siapa, ini semua kan masalah perasaan gak ada yang bisa tau vit. Justru
karena Christi orangnya seharusnya lo bersyukur vit karena vino suka sama cewek
yang lo udah kenal gimana sifat luar dalemnya. Ketika lo sayang sama seseorang,
yang pasti lo akan seneng kan ngeliat orang yang lo sayang itu bahagia” Valen
pun berusaha menenangkan hati Vita. Semenjak itu sikap Vita mulai berubah, dia
jadi lebih pendiam dibandingkan biasanya. Valen pun seringkali berusaha
menasihati Vita dan Vita hanya menjawab kalau dia perlu waktu untuk menjadi
seperti biasanya.
Suatu ketika saat Christi, Valen
dan Vita sedang bersama Vita menanyakan suatu hal yang menjurus pada Christi.
“Chris, menurut lo ketika ada sahabat lo yang suka sama seseorang dan lo tau
itu, tapi ternyata orang yang dia suka
itu sukanya sama lo, gimana reaksi lo?”. “Lah? Kenapa vit kok tiba-tiba nanya
begituan sih? Jawab Christi. “Hmm.. gapapa chris cuma nanya aja kok, iya
menurut lo juga gmn len?” Vita pun menanyakan hal yang sama pada Valen agar
Christi tidak curiga tetapi Valen terlihat diam saja. “Cieilah abis nonton
sinetron lo ya vit hahaha. Hmm tapi sih menurut gue gak ada yang bisa disalahin
vit di posisi kayak gitu, yang namanya cinta kan gakbisa dipaksain, emg lo mau
jadian sama seseorang tapi hatinya bukan buat lo? Emg lo mau cuma lo yang
berjuang di kisah cinta lo? Segala sesuatu yang dipaksakan gak akan berujung
indah ya gak sih vit len, solusinya ya cuma kedewasaan dan keikhlasan”. “Wiiih
gile christi edisi bijak nih haha” sahut Valen memecah suasana.
Ujian Akhir Nasional semakin
dekat, Christi, Valen, Vita, Bagas dan Vino pun vakum sementara dari kegiatan
ekstrakulikuler mereka untuk fokus belajar. Mereka mulai jarang berkumpul karena
mereka memilih untuk langsung segera pulang setelah usai sekolah, tetapi mereka
masih sering berkumpul saat istirahat sekolah. Vita masih sesekali memikirkan
tentang perasaannya untuk Vino dan Vino pun semakin memperlihatkan perasaannya
pada Christi. Bagas pun sudah mengetahui yang sebenernya dan dia tidak merasa
kesal atau kecewa pada Vino, ia malah terlihat ikut senang hanya ia memikirkan
perasaan Vita yang selalu curhat padanya. Bagas selalu memberikan pencerahan
pada Vita dan lama kelamaan Vita mulai menerima keadaan itu.
Tidak terasa ujian akhir
nasional pun tiba dan mereka berhasil melewati ujian tersebut. Setelah ujian
usai Christi, Valen, Vita, Bagas dan Vino mulai kembali sering berkumpul karena
mereka juga harus menyiapkan perform mereka untuk acara perpisahan nanti. Ada kabar
gembira skaligus kabar sedih untuk mereka. Kabar gembira untuk mereka adalah angkatan
mereka lulus 100%, dan kabar sedih untuk mereka adalah mereka akan terpencar
untuk melanjutkan sekolah mereka masing-masing. Vino, Vita dan Valen diterima
di sekolah swasta sedangkan Christi dan Bagas diterima di sekolah negeri. Mereka memanfaatkan waktu mereka untuk bersama
sebelum mereka akan sangat jarang sekali berkumpul. Ditengah kebersamaan
mereka, akhirnya Christi pun memendam rasa yang sama untuk Vino dan Vita pun
sudah bisa menerimanya. Christi menyempatkan untuk berbincang berdua dengan
Vita, “Vit mungkin lo udah tau apa yang mau gue omongin, tapi sebelumnya gue
mau minta maaf karena perasaan gue ini, gue gak pernah ada niat untuk nikung lo
dari belakang. Lo sahabat baik gue makanya itu sekarang gue jujur sama lo kalo
lama kelamaan gue juga punya perasaan untuk Vino. Tapi tapi lo tenang aja gue
juga gakmungkin jadian kok vit”. Vita
pun segera menyambar penjelasan Christi, “Christi christi dengerin gue. Gue gak
kenapa-napa kok, emang awalnya gue kecewa tapi sekarang gue udah ikhlas kok
serius deh, justru gue yang minta maaf sama lo kalo kemaren kemaren itu gue
sedikit berbeda, gue emang gak dewasa disitu tapi gue udah nerima kok chris
tenang aja yaa”. Masalah pun selesai, sudah tidak ada yang menjanggal diantara
mereka dan mereka pun lega.
Akhirnya acara perpisahan pun
tiba, setelah mengikuti upacara perpisahan Christi, Valen, Vita, Bagas dan Vino
segera menyiapkan diri mereka untuk penampilan mereka. Penampilan itupun akan menjadi
penampilan mereka terakhir dan skaligus menutup kebersamaan mereka sebagai
murid sma. Mereka berhasil menampilkan yang terbaik dan teman-teman juga guru-guru
menyukainya. Seusai mereka tampil mereka berkumpul untuk saling melepas tangis karena
perpisahan mereka, mereka juga mengadakan tukar kado sebagai kenang-kenangan. Diluar
tukar kado, Vino mengajak Christi untuk mengobrol. “Chris gak kerasa ya
tiba-tiba udah mau pisah aja, buy the way gue ada sesuatu nih buat lo ya
itung-itung kenang-kenangan pribadi dari gue untuk lo”. “Wah boneka anjing biru
vin lucu bangettt. Makasih banyak yaa, jujur sedih sih gak satu sekolah lagi
sama lo dan anak-anak lain”. “Sama gue doang kali sedihnya haha, tenang chris
kan kita masih bisa kumpul bareng walaupun udah gak satu sekolah” goda Vino. “Haha
bisa aja lo vin, iya sedih engga ada yang goda-godain gue lagi nanti haha. Iyasih
vin makanya awas aja ya kalo kalian pada sombong”. “Tenang aja beb eh chris
maksudnya hahaha, yaudah yuk gabung sama anak-anak”.
Persahabatan Christi, Valen, Vita, Bagas, Vino tetap sama tidak berubah sedikitpun dengan masalah yang mereka hadapi. Hari itu pun berlalu, yaitu hari yang akan sangat dikenang oleh Christi, Valen, Vita, Bagas, Vino dan semua murid sma kelas 3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar