Kamis, 31 Juli 2014

Indahnya Bersahabat

Namanya christi, saat ini dia duduk di kelas 3 sma. Dia termasuk siswa yang mudah bergaul.  Christi mempunyai sahabat yang bernama Valen dan Vita. Mereka adalah sosok sahabat yang baik untuk Christi, perhatian, pengertian, dan disaat Christi bersedih  mereka yang selalu menghiburnya. Hari-hari di sekolah mereka lalui bersama, walau saat kenaikan kelas mereka berpencar tetapi itu tidak mengubah kekompakan mereka. Terlebih ketika ada hari libur sekolah, mereka bergantian bermain ke rumah mereka satu persatu. Walau mereka bertiga sangat sering menghabiskan waktu bersama, tetapi mereka jg berteman dengan yang lainnya sehingga hampir semua angkatan Christi mengenal mereka. Christi, Valen dan Vita sangat suka menari. Mereka mempunyai tim tari yang sering tampil di berbagai acara sekolah. Christi, Valen dan Vita juga mempunyai banyak teman laki-laki diantaranya bernama Vino dan Bagas. Vino dan Bagas juga sudah berteman sejak lama, mereka mengikuti ekstrakulikuler basket dan mereka unggul dalam ekstrakulikuler tersebut sehingga membuat  Bagas dan Vino juga termasuk orang yang dikenal di angkatan mereka. Seiring berjalannya waktu ternyata Christi, Valen, Vita, Bagas dan Vino saling memperhatikan satu sama lain bagai seorang sahabat. Bagas dan Christi sempat mempunyai perasaan saling suka tetapi karena keyakinan mereka yang berbeda mereka memutuskan untuk hanya menjadi teman saja. Tetapi itu tidak membuat mereka menjauh satu sama lain. Suatu ketika Vita  memendam perasaan kepada Vino.
“Christi, Valen” panggil seseorang itu dari arah belakang. Dan itu Vita.
“Iya vit? ada apa?’’ tanya Christi dan Valen.
“Pulang sekolah ikut gue ya, gue mau ngajak kalian ke suatu tempat.”
“Oke baiklah.”

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Christi, Valen dan Vita langsung menghampiri satu sama lain dan langsung bergegas. Mereka pergi ke suatu tempat makan. Disana Vita berniat untuk menceritakan pada Christi dan Valen tentang perasaannnya pada Vino.
“Guys, gue mau cerita sesuatu nih. gue suka sama seseorang.” Ujar Vita dengan muka malu-malu. Dan dengan serentak Chisti dan Valen sedikit berteriak “Siapaaa??”. “Wih biasa aja dong kalian, bisa kompakan gitu. Hmmm pasti kalian tau deh orangnya, dia dekat kok sama kita.” Christi dan Valen pun mulai menebak-nebak siapa orang yang dimaksud Vita. Sampai pada jawaban terakhir mereka dan mereka pun kembali dengan kompak berkata “VINOOOO.”  Vita pun mengangguk sambil tersenyum malu. “Huuu pantes setiap ada Vino lo lincah banget” sahut Christi disambut tawa-tawa kecil Vita dan Valen.
Karena terlalu asik bercerita tak terasa hari semakin larut dan mereka memutuskan untuk kembali ke rumah karena esok harinya mereka harus kembali bersekolah.

Keesokan harinya di sekolah.

“Ehem yang lagi jatuh cinta emang beda ya, pantes sekarang jadi rajin masuk sekolah bagus deh sering-sering aja jatuh cinta vit biar rajin terus” ledek Christi. “Aaaa christi mah bisa aja tapi emang iyasih hahaha gaktau kenapa gue jadi semangat gitu kalo hari sekolah” jawab Vita.
Vita pun berencana sepulang sekolah nanti ingin mengajak Christi dan Valen berkunjung ke rumahnya. “Chris, Len nanti pulang sekolah main ke rumah gue yuk yayaya” mohon Vita. Christi dan Valen pun mengiyakan tawaran Vita berhubung mereka tidak ada jadwal latihan.
Ketika bel berbunyi mereka bertiga bergegas pulang ke rumah Vita. Dan setibanya di rumah Vita. “Vit kita ngapain nih hari ini? Dengerin curhatan lo lagi? Hahaha” ujar Valen. Vita pun berfikir suatu rencana, dan kemudian mengagetkan Christi juga Valen “Ahaaaaaa! Aku punya ide. Iseng-iseng telfon Vino yuk guys pengen denger suaranya niih”. “Aduh vit jatuh cinta sih jatuh cinta tapi gak kaya gitu juga” sahut Christi sambil menggeleng-geleng. “Yah christi mah ayodong gapapa kan sekali-kali iseng, toh gak ada niat jahat kan. Ayolah maklumi temanmu yang sedang kasmaran ini” ujar Vita dengan wajah yang memelas. Christi dan Valen pun akhirnya terbujuk dengan rayuan Vita. Mereka pun mulai berjalan ke arah telfon rumah Vita dan mulai menekann nomor Vino.

Tut.. tut.. tut.. Vita pun sangat merasa deg-degan saat bunyi suara telfon menyatakan bahwa telfon itu berhasil. “Haloo..” sahut Vino dari telfon. Vita pun langsung meloadspeaker telfon tersebut. Mereka bertiga pun saling berlihat-lihatan dan tampak aura wajah Vita sangat senang sekali hanya dengan mendengar suara Vino. “Haloo dengan siapa ya?” sahut Vino kembali dari telfon. Vita pun segera mematikan telfon tersebut dan disambut dengan tawa mereka bertiga. “Hahaha parah lo vit” ujar Christi dan Valen. “Aaaa guys denger suaranya aja gue udah salting loh”. “Wooo lebay deh mulai” jawab Valen.
Dan kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan satu dua kali oleh Vita tetapi sangat sering, bukan hanya di hari itu, esok-esok harinya pun Vita melakukan hal yang sama. Sampai pada suatu ketika saat di sekolah...

Sore hari ini adalah jadwal tim tari dan tim basket latihan. Christi, Valen, Vita, Bagas dan Vino seperti biasa berkumpul bersama sambil menunggu waktu latihan. Untuk mengisi kekosongan Bagas pun mulai menggoda Christi, “Christi udah sore masih cantik aja sih”. Yang lain pun langsung tertawa mendengar gombalan Bagas. “Hahaha makasih loh gas, emang mau dibeliin apa hari ini? Pasti gak gratis kan tuh pujiannya?” jawab Christi. “Yailah chris negative thinking bgt sih kamu, tapi es teh manis seger juga nih siang bolong gini haha” kembali disambut tawa yang lain. Bagas dan Christi memang tidak sedikit pun merasa canggung atas perasaan mereka yang dulu, mereka malah semakin akrab dengan lelucon-lelucon mereka. Keadaan pun seketika menjadi ramai dengan pancingan humor bagas, tapi hanya Vino yang terdiam tidak terpancing. “Vin lo kenapa deh?” tanya Bagas. “Eh sorry sorry gue agak bengong tadi, oh iya aneh deh masa belakangan ini gue kayak dapet telfon misterius gitu” jawab Vino. Seketika Vita, Christi dan Valen pun terdiam seperti merasa jadi tersangka apalagi Vita, dia langsung  terlihat berbeda. “Ah masa Vin? Orang iseng kali tuh vin yang suka ngasal-ngasal mencet nomor gitu” kata Christi mencairkan suasana. “Mungkin juga sih tapi ini gak sekali dua kali loh chris, berkali-kali coba kan agak was-was juga gue jadinya” jawab Vino. “Hmm gini-gini vin coba liat dulu ke depannya, kalo udah gak ada berati emang cuma orang iseng, tapi kalo masih suka ada baru ditindaklanjuti hehe sok bijak yah gue” sahut Christi kembali. “Nah iya setuju deh sama kaka Christi” kembali Bagas mulai menggoda. “Udah yuk guys, udah waktunya latihan nih” kata Valen dan mereka semua segera bergegas ke tempat latihan.

Sekolah mereka ternyata akan mengadakan suatu event yaitu perpisahan untuk murid kelas 3 dan tim tari Christi ditugaskan untuk mengisi acara. Kali ini Christi mempunyai konsep tari yang sedikit berbeda, ia berencana untuk meminta bantuan dari Bagas dan Vino untuk bergabung dengan tim tarinya. Christi ingin memasukkan freestyle basket di tengah-tengah tari dan berhubung mereka juga ahli dalam breakdance Christi tertarik untuk memasukkannya juga. Bagas dan Vino pun menyetujui konsep Christi tersebut dan maka dari itu mereka jadi lebih sering kumpul bersama. Setiap usai latihan mereka suka makan bersama atau sekedar jalan-jalan bersama dan Bagas juga Vino sering mengantar Christi, Valen dan Vita pulang. Perasaan Vita pun semakin lama semakin menjadi karena kebersamaan mereka tapi Vita tidak berani untuk mengungkapkannya karena dia ragu Vino akan mempunyai perasaan yang sama juga.

“Christi, Valen kalian bareng gue aja yuk. Gue lagi bawa mobil kok, kasian tuh si Bagas bolak balik. Nah Vita sama Bagas kan kalian searah tuh” ajak Vino. “Wih tumben lo vin kasian sama gue, yauda jagain princess Christi gue baik-baik yaa hahaha” sahut Bagas. “Iya tenang gas wanita-wanita ini aman kalo sama gue, gak pake gue gombalin kok kayak lo” sindir Vino. Semua tertawa mendengar sindiran Vino terkecuali Vita yang sedikit murung karena dia tidak bisa bersama Vino. Di mobil Vino mereka asik mendengar lagu yang akan mereka bawakan untuk event sekolah nanti sambil sekedar mengingat-ingat gerakan mereka. Sedangkan di mobil  Bagas Vita murung tidak seperti biasanya. “Kenapa lo vit? Bengong aja, takut gue gomabalin? Engga kok tenang aja, paling dikit-dikit aja nanti” Bagas mulai memecah suasana. “Hahaha emang ya lo gas gatel banget kayanya tuh mulut kalo gak godain cewek”. “Iyalah masa cowok yang gue godain, kan gue normal vit”. Suasana pun mulai normal kembali. “Gas, nanya dong vino  tuh suka sama cewek kayak gimana sih? Apa dia lagi ngincer cewek di sekolah? Kalo iya siapa gas? Yang pasti dia suka cewek kan?” tanya vita dengan gesa-gesa. “Wes wes wes santai vit kalo ngomong tuh pake tanda baca apa, pusing gue dengernya”. “Eh iya sorry gas gini nih kalo menggebu-gebu emang”. “Jadi ceritanya Vita suka sama sahabat gue Vino nih, oooh pantes daritadi tuh murung gara-gara gak balik bareng vino hahaha” ledek Bagas. “Ih lo mah gas ngeledek mulu, jawab yang gue tanya tadi dong”. “Iya iya sabar vit ketawa dulu kali bentar. Hmmm setau gue Vino tuh suka cewek yang ramah, smart, easy going, ya gitu-gitu lah vit. Tapi kalo untuk sekarang dia belom cerita lagi sih lagi suka sama siapa. Banyak-banyak doa aja vit, nanti kalo dia cerita suka sama lo gue kasihtau deh, tapi kalo ceweknya bukan lo gue ga tega ah kasihtau lo hahaha” ledek vino semakin menjadi. “Bagaaassss!!” teriak Vita.

Sementara di mobil Vino...

“Chris ide lo keren banget loh ngegabungin ekskul kita gini, dapet inspirasi darimana?” tanya Vino. “Hmm gaktau vin muncul gitu aja, kan gue sering ngeliat lo sama bagas latihan tuh. Terus pas dengerin lagunya kok kayanya pas bgt kalo dimasukin unsur kalian freestyle apalagi kalian pada jago breakdance juga kan pas banget lah udah” jawab Christi. “Hoo gitu yayaya keren tuh, eh pas banget nih nyampe rumah lo chris”. “Iya vin thanks ya udah dianter dengan selamat sampai rumah, beda banget ya len kalo sama bagas pasti banyak dag dig dug nya”. “Iya bener tuh chris, berasa lagi naik wahana dufan” sahut Valen. “Yaudah hati-hati ya kalian, vin hati-hati jangan ngantuk kalo ngantuk mending nepi dulu jangan maksain” ujar Christi. “Siap laksanakan ibu Christi” jawab Vino. Setelah Christi turun dari mobil Vino mulai mengecilkan volume lagu seperti ingin berbicara serius dengan Valen. “Len, gue mau cerita nih. Berhubung lo yang paling sering bareng gue juga kan jadi kayanya nantinya lebih gampang buat konsulnya” ujar Vino. “He? Ada kasus apa emang vin sampe harus konsul konsul gitu? Serius banget nih kayanya” Valen mulai penasaran. “Tapi please len jangan bilang-bilang dulu yaa, bagas pun belom tau nih soalnya gue masih gak enak kalo mau cerita sama dia”. Valen pun makin penasaran dengan jidat yang mengkerut. “Jadi gini len, lo orang pertama nih yang gue kasihtau. Hmm...  aduh jadi deg-degan kan gue”. “Vino please deh, gak liat apa muka gue udah serius banget ini niat dengerin lo”. “Iya iya nih ya langsung aja deh. Gue suka sama Christi”. Seketika Valen tersedak, tak menyangka akan ada pembicaraan ini dengan Vino. Sementara Valen tahu betul bagaimana perasaan Vita untuk Vino. Valen pun bingung bagaimana menaggapi cerita Vino. “Len, kok jadi lo yang bengong deh” sambar Vino yang melihat keanehan pada Valen. “Eh iya sorry vin abis gue gak nyangka aja gitu, gak keliatan sama sekali soalnya kalo lo suka sama christi”. “Iya len gue tuh gitu emang kalo suka sama cewek, sepinter-pinter gue aja gue umpetin”. “Jago deh emang lo vin, gak kecium sama sekali loh”. “Haha iyadong emang bagas noh diumbar-umbar,  eh terus gimana tanggepan lo len? Ya sebenernya gue mikir perasaan bagas juga sih”. “Hmm vin kalo masalah bagas sih waktu itu dia pernah cerita sama gue kalo dia sekarang sama Christi pure temen gak lebih, tapi emang dia demen banget godain si Christi katanya. Dia emang kagum sama Christi, tapi yaudah sebatas itu gak lebih kok. Jadi kalo untuk masalah bagas kayaknya gausah diambil pusing deh. Dan Christi pun juga gitu udah gak ada perasaan lebih ke bagas”. Vino pun sedikit mengalami pencerahan setelah mendengar perkataan Valen tersebut. “Tapi kalo untuk masalah Christi suka sama siapa gue kurang tau vin, soalnya dia belom cerita lagi. Lo serius suka sama christi? Kok bisa tiba-tiba gitu sih?” tanya Valen. “Iya len gaktau kenapa akhir-akhir ini gue sering banget merhatiin dia, abis dia tuh orangnya smart, easy going, good looking pula. Apalagi kalo liat dia nari, kayanya lepas banget gitu trus seneng aja gue liatnya. Gue aja sedikit nyesel kenapa ada perasaannya udah mau tingkat akhir gini”. “Wah dari cerita lo kayanya lo sukanya gak bercanda nih haha. Yaelah vin perasaan mah gabisa diatur kali, dia kan dateng dengan sendirinya, gakbisa disesalin lah. Terus sekarang rencana lo apa? Lo mau berencana nembak dia?” tanya Vita. “Ya engga langsung seekstrim itulah len, gue bukan tipe yang kaya gitu. Yang penting tuh gue bisa deket sama dia, bisa terus merhatiin dia, gue gak berharap lebih kok, gue juga gak ada nyali buat nembak dia” . “Mulia juga vin perasaan lo hahaha, yah gak kerasa lagi udah nyampe” sahut Valen. “Haha iya len besok-besok ya kalo ada kesempatan lanjut cerita lagi. Hmm sedikit info-info juga boleh len kalo ada haha” ujar Vino. “Iya sip vin, yaudah lo hati-hati thanks ya vin”. Sesampainya di rumah valen mulai resah, dia bingung harus bagaimana. “Aduh gue gakbisa diem aja nih, gue gak tega lah kalo ngeliat Vita berharap terus tapi Vino ternyata sukanya sama Christi. Kenapa harus gini deh, sahabat gue semua pula. Engga boleh pokonya gue harus nunggu waktu yang tepat buat kasihtau Vita” ujar Vita berbicara sendiri.

Hari terus berlalu, dan keakaraban mereka semakin menjadi. Ketika sedang berkumpul bersama, Vino dan Valen sering saling melihat-lihat satu sama lain karena cerita sewaktu di mobil Vino. Begitu juga dengan Bagas dan Vita. Hari menjelang acara perpisahan semakin dekat, Valen harus segera menceritakan yang sebenernya pada Vita. Sampai pada suatu ketika saat Valen dan Vita hanya sedang berdua di sekolah.
“Vit ada yang mau gue omongin nih. Tapi gue mohon banget setelah gue kasihtau lo, lo gak boleh sedikitpun berubah yaa” ujar Valen pada Vita dengan wajah yang serius. “Ih ada apaan sih len, tumben-tumbenan lo serius banget gitu mukanya. Kenapa gue harus berubah emang? Coba-coba langsung cerita ada apa?” sahut Vita. “Ini ada sangkut pautnya sama Vino, berhubung gue sering bareng dia pulang dia cerita sama gue”. “Ha? Serius len? Dia bilang apa vit?” Vita pun langsung dengan antusias mendengarkan Valen. Dengan terbata-bata Valen pun mengatakan yang sejujurnya, “Vino bilang dia suka sama Christi. Sorry vit gue gak ada maksud bikin lo sakit hati, gue cuma gak mau lo terlalu lama berharap sama Vino. Gue mau lo cepet-cepet tau biar lo bisa move on mumpung perasaan lo juga belom begitu dalem”. Vita pun seketika lemas bingung harus berkata apa, dia hanya terdiam mendengar pernyataan Valen. “Vit, jangan nangis dong. Aduh gue jadi ngerasa bersalah nih. Lo ngomong sesuatu dong jangan diem gitu aja” ujar Valen kembali. Dengan lemas akhirnya Vita menjawab Valen, “Gue gaktau harus ngomong apa len, lo gak perlu ngerasa bersalah kok. Ya lo tau lah gimana sekarang perasaan gue, sakit len karena jujur gue sesuka ini sama cowok ya baru sekarang ini. Dan kenapa orangnya harus Christi sih len kenapaa?”. Dengan segera Valen memeluk Vita yang menangis. “Vit dengerin gue, gak semua yang kita mau itu kita dapetin. Lo gak boleh nyalahin siapa-siapa, ini semua kan masalah perasaan gak ada yang bisa tau vit. Justru karena Christi orangnya seharusnya lo bersyukur vit karena vino suka sama cewek yang lo udah kenal gimana sifat luar dalemnya. Ketika lo sayang sama seseorang, yang pasti lo akan seneng kan ngeliat orang yang lo sayang itu bahagia” Valen pun berusaha menenangkan hati Vita. Semenjak itu sikap Vita mulai berubah, dia jadi lebih pendiam dibandingkan biasanya. Valen pun seringkali berusaha menasihati Vita dan Vita hanya menjawab kalau dia perlu waktu untuk menjadi seperti biasanya.
Suatu ketika saat Christi, Valen dan Vita sedang bersama Vita menanyakan suatu hal yang menjurus pada Christi. “Chris, menurut lo ketika ada sahabat lo yang suka sama seseorang dan lo tau itu, tapi ternyata  orang yang dia suka itu sukanya sama lo, gimana reaksi lo?”. “Lah? Kenapa vit kok tiba-tiba nanya begituan sih? Jawab Christi. “Hmm.. gapapa chris cuma nanya aja kok, iya menurut lo juga gmn len?” Vita pun menanyakan hal yang sama pada Valen agar Christi tidak curiga tetapi Valen terlihat diam saja. “Cieilah abis nonton sinetron lo ya vit hahaha. Hmm tapi sih menurut gue gak ada yang bisa disalahin vit di posisi kayak gitu, yang namanya cinta kan gakbisa dipaksain, emg lo mau jadian sama seseorang tapi hatinya bukan buat lo? Emg lo mau cuma lo yang berjuang di kisah cinta lo? Segala sesuatu yang dipaksakan gak akan berujung indah ya gak sih vit len, solusinya ya cuma kedewasaan dan keikhlasan”. “Wiiih gile christi edisi bijak nih haha” sahut Valen memecah suasana.

Ujian Akhir Nasional semakin dekat, Christi, Valen, Vita, Bagas dan Vino pun vakum sementara dari kegiatan ekstrakulikuler mereka untuk fokus belajar. Mereka mulai jarang berkumpul karena mereka memilih untuk langsung segera pulang setelah usai sekolah, tetapi mereka masih sering berkumpul saat istirahat sekolah. Vita masih sesekali memikirkan tentang perasaannya untuk Vino dan Vino pun semakin memperlihatkan perasaannya pada Christi. Bagas pun sudah mengetahui yang sebenernya dan dia tidak merasa kesal atau kecewa pada Vino, ia malah terlihat ikut senang hanya ia memikirkan perasaan Vita yang selalu curhat padanya. Bagas selalu memberikan pencerahan pada Vita dan lama kelamaan Vita mulai menerima keadaan itu.
Tidak terasa ujian akhir nasional pun tiba dan mereka berhasil melewati ujian tersebut. Setelah ujian usai Christi, Valen, Vita, Bagas dan Vino mulai kembali sering berkumpul karena mereka juga harus menyiapkan perform mereka untuk acara perpisahan nanti. Ada kabar gembira skaligus kabar sedih untuk mereka. Kabar gembira untuk mereka adalah angkatan mereka lulus 100%, dan kabar sedih untuk mereka adalah mereka akan terpencar untuk melanjutkan sekolah mereka masing-masing. Vino, Vita dan Valen diterima di sekolah swasta sedangkan Christi dan Bagas diterima di sekolah negeri.  Mereka memanfaatkan waktu mereka untuk bersama sebelum mereka akan sangat jarang sekali berkumpul. Ditengah kebersamaan mereka, akhirnya Christi pun memendam rasa yang sama untuk Vino dan Vita pun sudah bisa menerimanya. Christi menyempatkan untuk berbincang berdua dengan Vita, “Vit mungkin lo udah tau apa yang mau gue omongin, tapi sebelumnya gue mau minta maaf karena perasaan gue ini, gue gak pernah ada niat untuk nikung lo dari belakang. Lo sahabat baik gue makanya itu sekarang gue jujur sama lo kalo lama kelamaan gue juga punya perasaan untuk Vino. Tapi tapi lo tenang aja gue juga  gakmungkin jadian kok vit”. Vita pun segera menyambar penjelasan Christi, “Christi christi dengerin gue. Gue gak kenapa-napa kok, emang awalnya gue kecewa tapi sekarang gue udah ikhlas kok serius deh, justru gue yang minta maaf sama lo kalo kemaren kemaren itu gue sedikit berbeda, gue emang gak dewasa disitu tapi gue udah nerima kok chris tenang aja yaa”. Masalah pun selesai, sudah tidak ada yang menjanggal diantara mereka dan mereka pun lega.

Akhirnya acara perpisahan pun tiba, setelah mengikuti upacara perpisahan Christi, Valen, Vita, Bagas dan Vino segera menyiapkan diri mereka untuk penampilan mereka. Penampilan itupun akan menjadi penampilan mereka terakhir dan skaligus menutup kebersamaan mereka sebagai murid sma. Mereka berhasil menampilkan yang terbaik dan teman-teman juga guru-guru menyukainya. Seusai mereka tampil mereka berkumpul untuk saling melepas tangis karena perpisahan mereka, mereka juga mengadakan tukar kado sebagai kenang-kenangan. Diluar tukar kado, Vino mengajak Christi untuk mengobrol. “Chris gak kerasa ya tiba-tiba udah mau pisah aja, buy the way gue ada sesuatu nih buat lo ya itung-itung kenang-kenangan pribadi dari gue untuk lo”. “Wah boneka anjing biru vin lucu bangettt. Makasih banyak yaa, jujur sedih sih gak satu sekolah lagi sama lo dan anak-anak lain”. “Sama gue doang kali sedihnya haha, tenang chris kan kita masih bisa kumpul bareng walaupun udah gak satu sekolah” goda Vino. “Haha bisa aja lo vin, iya sedih engga ada yang goda-godain gue lagi nanti haha. Iyasih vin makanya awas aja ya kalo kalian pada sombong”. “Tenang aja beb eh chris maksudnya hahaha, yaudah yuk gabung sama anak-anak”.

Persahabatan Christi, Valen, Vita, Bagas, Vino tetap sama tidak berubah sedikitpun dengan masalah yang mereka hadapi. Hari itu pun berlalu, yaitu hari yang akan sangat dikenang oleh Christi, Valen, Vita, Bagas, Vino dan semua murid sma kelas 3.