Definisi Imbalan atau Kompensasi
Filippo (1987:75-76) dalam bukunya “Prinsiple of
Personal Management” menyatakan bahwa kompensasi adalah harga untuk jasa yang
diterima atau diberikan oleh orang lain bagi kepentingan seseorang atau badan
hukum.
Dessler (1998:85) dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia” menyatakan kompensasi karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu, dan kompensasi karyawan mempunyai dua komponen. Pertama, pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus. Kedua, pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan seperti asuransi dan uang liburan yang dibayarkan perusahaan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompensasi dapat diartikan sebagai pemberian pihak perusahaan/badan hukum kepada seseorang atas jasa yang diberikannya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi, bonus, asuransi ataupun uang liburan.
Dessler (1998:85) dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia” menyatakan kompensasi karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu, dan kompensasi karyawan mempunyai dua komponen. Pertama, pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus. Kedua, pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan seperti asuransi dan uang liburan yang dibayarkan perusahaan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompensasi dapat diartikan sebagai pemberian pihak perusahaan/badan hukum kepada seseorang atas jasa yang diberikannya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi, bonus, asuransi ataupun uang liburan.
Definisi Hukuman
E.L. Thorndike
(reward and punisment in animal learning, Contemporary psychological Monograph,
1883,8,no.39). mengemukakan bahwa hukuman memaksakan dampaknya atas perilaku
dengan melemahkan hubungan antara stimulus dan tanggapan (respone) selanjutnya
ia meninjau ualng tentang pernyataannya tersebut.
Pengaruh Hukuman dalam Kinerja Organisasi
Dengan adanya hukuman maka akan meningkatkan disiplin kerja yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan. Karena dengan memilki disiplin kerja yang tinggi
maka seorang karyawan akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya dengan tertib
dan lancar sehingga hasil kerjanya (kinerjanya) akan meningkat serta akan
berdampak pula pada tujuan perusahaan yang dapat dicapai secara optimal.
Tujuan pemberian imbalan
Dalam melaksanakan penilaian prestasi karyawan,
organisasi berusaha mempertahankan, memotivasi agar bekerja dengan
sungguh-sungguh, dan agar karyawan mau dan mampu mencapai tujuan organisasi,
maka organisasi memberi imbalan kepada karyawannya. Karyawan menukarkan waktu,
kemampuan, keahlian dan usaha mereka untuk imbalan yang bernilai sehingga
terjadi hubungan organisasi dengan karyawan, hubungan ini disebut dengan
kontrak psikologis.
Tujuan pemberian hukuman
Alasan menentang penggunaan hukuman: pertama, tujuan
hukuman diasumsikan untuk mengurangi terjadinya perilaku yang mejadi sebab
dihukum. Tetapi kalau cukup keras dan diterapkan melebihi rentang waktu
tertentu, hal ini juga menekan timbulnya prilaku yang diinginkan. Kedua,
beberapa mengansumsikan bahwa penggunaan hukuman akan menghasilkan akibat lain
yang tidak diinginkan (seperti: kekawatiran, agresifitas,). Mereka yang dihukum
mungkin mencoba lari atau menghindar (seperti membolos keluar) atau menunjukkan
sikap permusuhan seperti sabotase terhadap manajemen. Ketiga akibat hukuman yang
hanya bersifat sementara sekali ancaman hukuman hilang respon yang tidak
diinginkan akan kembali muncul. Jadi ancaman hukuman harus selalu ada atau
digunakan. Hukuman biasanya memberikan hasilnya hal ini dapat
menghasilkan penguat yang positif bagi manajer untuk melanjutkan penggunaannya.
Keempat, melalui pengamatan hukuman dapat menghasilkan respon negative dari
rekan kerja dari orang yang dihukum.
Kondisi penyampain hukuman yang digunakan agar lebih
efisien.
Beberapa kondisi penyampaian hukuman dapat membuat
penggunanya menjadi memungkinkan dan lebih efektif.
1. Waktu
Waktu untuk menyampaikan hukuman penelitian
menyarankan bahwa efektifitas hukuman meningkat bila kondisi menekan diberikan
sesegera sesudah respons yang harus dihukum.
2. Intensitas
Hukuman mencapai efektifitas terbesar bila stimulus
yang menentang relative intens. Implikasi kondisi ini akan menjadi efektif,
hukuman harus mendapat perhatian segera dari orang yang dihukum.
3. Jadwal
Akibat hukuman tergantung dari jadual penghukuman.
Hukuman biasa disampaikan setelah setiap respon yang jelek atau sesudah
sejumlah respon jelek terjadi. Hukuman sesudah setiap respons (jadual
berkelanjutan), periode waktu bervariasi dan tetap sesudah perilaku yang
diinginkan terjadi (jadual interval tetap dan bervariasi), atau sesudah
sejumlah respons variable maupun tetap terjadi (rasio jadual variable atau
tetap diberikan atas dasar jadual)
4. Klarifikasi
Kesadaran memainkan peran yang penting dalam
penyampaian hukuman. Memberikan alasan yang jelas tidak mendua dan
memperhatikan konsekuensi masa datang bila respons berulang akan efektif.
Penekanan pada orang dengan respons spesifik merupakan tanggung jawab bagi
tindakan manajer terutama menginformasikan pada orang bersangkutan apa yang secara
tepat tidak perlu dilakukan.
Pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi
Salah satu
persoalan yang paling banyak diperdebatkan dan kontrversial dalam studi
kepuasan kerja dengan dengan kinerja pekerjaan atau efektifitas. Tiga pandangan
umum mengenai pandangan ini telah diteemukan: (1) kepuasan kerja berpengaruh
pada kinerja pekerjaan. (2) kinerja pekerjaan berpengaruh kepuasan kerja; dan
(3) hubungan kepuasan kerja-kinerja pekerjaan dipengaruhi oleh variable lain
seperti
Kepribadian
Hubungan
antaara prilaku dan kepribadian mungkin merupakan salah satu hal terkompleks
yang harus difahami manajer. Ketika kita berbicara mengenai kepribadian
seseorang, kita merujuk pada serangkaian perasaan dan prilaku yang relative
stabil yang secara signifikan telah dibentuk oleh factor genetik dan factor
lingkungan. Prinsipnya Walau banyak aspek dari pembentukan, perkmbangan, dan
ekspresi kepribadian belum dipahami dengan sempurna, beberapa prinsipnya pada
umumnya sudah diterima sebagai hal yang benar. Misalkan, pernyataan bahwa
kepribadian:
- tampak diorganisasikan ke dalam pola-pola yang, pada beberapa tingkatan, dapat diamati dan dapat diukur
- memiliki aspek dangkal, seperti sikap ketika memimpin tim, dan lebih mendalam, seperti sentiment mengenai otoritas atau etika kerja yang lebih kuat.
- melibatkan karakteristk umum maupun unik. Setiap orang berbeda dengan orang lain
Kepribadian merupakan hasil dari
sejumlah keuatan yang secara bersama membantu membentuk individu unik. Beberapa
kekuatan utama yang mempengaruhi kepribadian yaitu; keturunan, budaya, kelas
social dan keanggotaan kelompok lain, serta hubungan keluarga.
Daftar Pusaka
Prof. Dr. FX. Suwarto, M.S. : Perilaku
Keorganisasian : Universitas Atma Jaya Yogyakarta
http://www.sarjanaku.com/2012/06/pengertian-kompensasi-financial-tujuan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar