Kamis, 05 April 2012

Manusia dan Penderitaan

Penderitaan adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan. Penderitaan itu ada tiga macam yaitu penderitaan yang dialami secara lahir (fisik), penderitaan yang dialami secara batin (mental/ psikologis), dan yang ketiga gabungan dari penderitaan lahir dan penderitaan batin (fisik dan psikologis). Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa  yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan diizinkan Tuhan menimpa kita sebagai umat manusia tujuannya antara lain untuk:
  • Menegur umatNya yang mulai melupakanNya
  • Mengajar umatNya untuk tidak cepat puas dengan apa yang dimiliki
  • Menguji kesetiaan umatNya
Jika setiap manusia tidak mengalami penderitaan maka orang tersebut tidak akan pernah merasakan pertolongan Tuhan yang bila disadari sungguh luar biasa, mereka akan terus bersenang-senang dan kemudian lupa bahwa itu semua bisa didapat hanya karena kasihNya kepada umat manusia. Terkadang manusia baru menyadari kesalahannya ketika penderitaan datang menghapiri mereka. Tidak sedikit juga manusia yang ketika menghadapi penderitaan tersebut malah justru menyalahkan Tuhan dan mulai berpaling kesetiaannya. Haruslah disadari bila kita ada sampai saat ini, masih bisa bernafas saat ini itu semua karena kebaikanNya yang harusnya kita syukuri setiap saat. Sebab munculnya penderitaan manusia itu ada dua, yang pertama yaitu Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia, dan yang kedua Penderitaan yang timbul karena penyakit atau siksaan Tuhan.Disini saya akan membahas tentang penderitaan yang dialami saudara2 kita yang bisa dibilang kurang beruntung. Tentu tidak asing lagi bagi kita jika melihat orang-orang yang duduk di pinggir jalan meminta belas kasihan untuk diberikan sedekah, mereka adalah salah satu contoh manusia yang mengalami penderitaan secara batin. Mengapa demikian? 
  • Pertama, karena untuk tempat menetap dan berlindungpun tidak mereka miliki sedangkan seperti yang kita dapat rasakan bahwa tempat yang paling aman ialah ketika kita berada di dalam rumah kita sendiri. 
  • Kedua, untuk memenuhi kebutuhan jasmani mereka seperti makan dan pakaian yang akan dikenakan masih sangat sulit mereka dapat. Sedangkan makan itu adalah salah satu alasan kita dapat bertahan hidup. 
     
  • Ketiga, mereka tidak dapat merasakan nikmatnya mengikuti pendidikan dikarenakan faktor ekonomi. Tetapi yang sangat disayangkan terkadang orang yang bisa mengikutinya dengan mudah malah menyia-nyiakannya.
Bila dibandingkan dengan mereka, kita tergolong masih amat sangat beruntung. Karena apa? Kita tidak perlu repot2 memikirkan bagaimana kita harus makan nanti, bagaimana kita bisa tidur dengan nyenyak, bagaimana kita mebiayai sekolah kita dan sebagainya. Itu semua karena kita masih mempunyai orangtua yang sanggup memenuhi kebutuhan kita tersebut dengan pekerjaan yang mereka miliki. Walaupun tidak dapat dipungkiri kita juga tidak luput dari masalah. Setiap manusia pasti pernah mengalami suatu penderitaan yang menyakitkan.

Banyak orang yang mengartikan penderitaan itu terkadang bila dilihat-lihat masih jauh dari kata derita. Seperti misalnya putus cinta, terkadang orang menganggapnya sebagai sebuah penderitaan, padahal apabila kita bandingkan dengan kasus diatas masalah ini masih dapat diatasi dengan mudah. Karena dengan putus cinta saja mereka tidak akan kesusahan mecari makan, menetap, bersekolah dan lain-lain. Itu semua masih bisa mereka dapatkan.  Mari kita mulai sadari dan mulai memanfaatkan apa yang kita miliki sekarang bukan malah menyia-nyiakannya. Mari kita belajar dari saudara-saudara kita yang walaupun dalam keadaan demikian mereka masih semangat untuk mencari nafkah demi kelangsungan hidup mereka.

Penderitaan bisa datang kapan saja tergantung kondisi diri kita sendiri. Kita sebagai manusia harus menerima penderitaan dengan hati yang ikhlas karena itu merupakan suatu cobaan dari Tuhan untuk mengukur seberapa kesabaran kita terhadap penderitaan tersebut. Terkadang ada manusia yang mengambil jalan pintas dengan melakukan hal yang negative untuk mengakhiri penderitaan yang mereka alami tapi banyak juga yang kembali untuk mengambil hal positif untuk kembali bangkit dalam merancang kehidupan mereka kembali, tergantung mana yang akan mereka pilih. Tetapi harus kita tahu bahwa Tuhan tidak akan menguji umatNya melewati batas kemampuan umatNya. Ketika kita menghadapi suatu masalah yang besar, mari jangan pandang masalah yang besar tersebut tetapi pandanglah bahwa kita punya Tuhan yang besar. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar